Oleh: Rifan Abdul Azis
BE BKLDK Kota Bandung
Vlog atau video blog menjadi hal yang populer akhir-akhir ini di
kancah dunia maya dan dunia hiburan Indonesia. Vlog adalah sebuah blog
yang bermediakan video dan
vlogger adalah pelakunya. Sebut saja
vlogger atau mungkin juga bisa disebut
youtuber
terkenal di Indonesia diantaranya adalah Young Lex, Awkarin, Reza
Palevi, skinnyindonesian24, rezaoktovian, Raditya Dika dan lainnya
seperti LDP, edhozell, Bayu Skak, dan Chanrda Liow. Setiap vlogger
memiliki ciri khasnya masing-masing sesuai dengan konten-konten yang
mereka sediakan dan propagandakan dan juga bahkan para vlogger
menghasilkan pundi-pundi uang dari vlog-nya.
Penulis melihat dan mengamati beberapa vlogger muda yang terkenal. Mereka mempropagandakan gaya hidup atau
life style
Barat yang vulgar, hedon, dan serba bebas, dan mereka benar-benar dalam
kebobrokan akhlak yang nyata dan sudah melampaui batas. Mungkin
ungkapan itu agaknya sedikit berlebihan, namun cobalah anda lihat
sendiri, lihat setiap akun-akun
vlogger di
youtube dan amati. Amatilah dengan sekesama seperti viewersnya
like dislike-nya dan komentar-komentarnyanya.
Penulis tidak akan menyebutkan nama-nama vlogger yang hedon, bobrok
akhlak, dan melampaui batas tersebut. Namun, penulis hanya akan tuliskan
indikasi-indikasinya saja agar kita bisa mendudukan ini sebagai sebuah
permasalahan yang mesti dicari solusinya. Bukan sebuah permasalahan yang
hanya dicela dan disesalkan tanpa ada solusinya.
Di dalam tulisan ini, penulis menekankan kepada kelakuan vlogger yang
benar-benar sangat parah dalam konten-konten mereka. Beberapa sudah
sering dibully bahkan dilaporkan ke KPI.
Vlogger-vlogger
tersebut adalah anak-anak muda begitu juga para penggemarnya adalah
anak-anak muda. Citra anak muda satu dekade terakhir ini memang lebih
banyak negatifnya. Seperti apatisme, hedonisme, pergaulan bebas,
pembunuhan dan pemerkosaan, dan sebagainya.
Penulis sendiri sebagai mahasiswa benar-benar merasakan dan melihat
itu sekalipun memang masih ada pemuda-pemuda yang berperan dan berfungsi
sebagaimana harusnya pemuda. Dan ketika penulis menyambangi
youtube akhir-akhir ini ternyata ada suatu hal yang ‘menarik’ dan ‘inovatif’ dari para pemuda yaitu vlog.
Namun, sayangnya media ini, lebih mengarah kepada hal-hal yang tidak
mendidik dan diisi oleh konten-konten yang benar-benar membuat miris
hati. Anak-anak muda bahkan anak-anak sekolahan atau remaja bisa
teracuni pikirannya, perasaannya, dan hidupnya bila melihat dan meniru
apa-apa yang mereka tonton dari vlog-vlog bermasalah tersebut.
Ada vlog yang mempertontonkan kata-kata kasar yang benar-benar
memekakkan telinga. Ada juga vlog yang mempertontonkan kehidupan serba
bebas dan vulgar. Ada vlog yang mempertontonkan video-video musik yang
rusak. Bahkan, ada vlog yang kata-kata vloggernya seolah menyindir
seruan-seruan para aktivis dakwah, vlogger tersebut membuat
seruan-seruan aktivis dakwah tersebut sebagai bahan lelucon.
Dan yang paling membuat miris dan geleng-geleng kepala adalah ketika
ada sekumpulan vlogger berkumpul dan membuat video clip yang vulgar
(bahkan bisa disebut video porno) untuk menentang, mengeyel, dan melawan
orang-orang yang mereka sebut sebagai haters. Padahal, dari
haters-haters yang mereka sebutkan adalah orang-orang yang memberikan
nasihat, kritik, dan peringatan kepada mereka.
Keprihatinan, kemirisan, dan kebobrokan ini tentunya menyulut
hati-hati mereka yang peduli terhadap generasi, terutama generasi muda
yang akan menjadi cikal bakal peradaban. Bagaimana tidak? Sudah ditegur
dan dinasehati saja mereka para vlogger tersebut merespons dengan
penentangan. Tentu ini bisa saja di contoh dan menjadi inspirasi para
pengikut vlogger tersebut yang notabenenya adalah remaja/anak sekolahan
dan anak muda yang akan menjadi penerus peradaban dan para pemimpin masa
depan. Bila masalah ini tidak segera ditangani, maka jangan heran kalau
satu dekade kedepan peradaban kita akan menjadi peradaban yang semakin
bobrok dan rusak.
Memang bila kita telaah lebih jauh kita mesti mengakui bahwa
kerusakan di dunia vlog atau dunia sosmed ini adalah hanya bagian
kerusakan dari kerusakan yang lebih besar. Kita perlu berpikir mendalam
dan cemerlang mengenai permasalahan generasi muda ini. Sejatinya
permasalahan generasi muda ini adalah permasalahan yang sistemik.
Kajian paling populer mengenai masalah generasi muda ini adalah propaganda 3F yaitu
food, fun, and fashion.
3F ini memberikan kita penjelasan yang cukup baik mengenai masalah
generasi muda. Namun kajian 3F ini sebenarnya belum sampai pada inti
permasalahan generasi muda.
BKLDK yang dikenal konsen terkait isu selamatkan generasi telah
mengeluarkan survei. Berdasarkan survei BKLDK 2016 mengenai kontrol
sosial mahasiswa Muslim Kota Bandung terhadap masalah seks bebas,
diketahui 89 persen responden setuju kalau media-media yang memuat
konten pornografi dan pornoaksi menjadi penyebab maraknya seks bebas.
Sebanyak 94 persen responden menyatakan bahwa perilaku seks bebas banyak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan rasa ingin tahu dari para
remaja. Sebanyak 92 persen mahasiswa menjawab betul bahwa seks bebas
dilarang karena merupakan perbuatan dosa. Sebanyak 59 persen mahasiswa
tidak pernah menegur secara langsung para mahasiswa yang melakukan seks
bebas.
Inti dari permasalahan generasi muda ini sebenarnya adalah
kapitalisme global atau ideologi kapitalisme yang lahir dari akidah
sekuler. Barat terus menggencarkan propaganda ideologi kapitalismenya
dengan berbagai macam cara dan hal dan juga dari berbagai sisi. Suatu
hal pasti dari kapitalisme adalah muculnya masyarakat hedon. Masyarakat
hedon adalah masyarakat yang berorientasi pada kenikmatan-kenikmatan
materi dan untung rugi materi serta kosong nilai-nilai moral dan
spiritual. Dan para pemuda sangat rentan teracuni oleh hedonisme.
Patut diakui, tidak semua orang sadar dan paham mengenai masalah inti
tersebut. Alih-alih paham dan sadar, justru banyak orang yang hanyut
dalam ideologi kapitalisme tersebut yang membuat hidup mereka hedon.
Nilai-nilai moral dan nilai-nilai spiritual adalah hal yang
dikesampingkan bahkan dipandang tabu dan memalukan. Mungkin, di suatu
waktu, nilai-nilai moral dan spiritual tersebut dipakai/diamalkan. Namun
sayangnya tetap dalam orientasi materi atau orientasi untung-rugi
seperti untuk bisnis atau untuk pernak pernik di momen-momen tertentu.
Kapitalisme juga menggunakan instrumen demokrasi untuk melegitimasi
berbagai macam hal, salah satunya adalah kebebasan berekspresi. Dalam
konteks kasus pemuda ini, itu artinya kebebasan ekspresi mereka
dilindungi oleh negara. Negara memiliki peran yang sangat sentral dalam
masalah pemuda ini. Negaralah yang paling bertanggung jawab setelah
masyarakatnya
(social control).
Namun, sayangnya, negara seolah abai bahkan terkesan melindungi
kerusakan genarasi muda tersebut. Ini karena negara mengekor pada
ideologi kapitalisme yang lahir dari akidah sekuler dan mengadopsi
sistem demokrasi yang dimana sistem ini menujungjung tinggi kebebasan
tanpa batas, salah satunya kebebasan berekspresi. Selain itu, demokrasi
melegalisasi hal-hal tersebut. Dari sini jelas ideologi kapitalisme dan
sistem demokrasi adalah ideologi dan sistem yang bertentangan dengan
akidah Islam.
Sistem dan ideologi yang bertentangan dengan akidah Islam tidak akan
pernah berhasil menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan
manusia karena ideologi dan sistem tersebut datang dari akal manusia
yang nisbi bukan dari Allah
ta’ala yang maha sempurna. Sehingga
sistem dan ideologi tersebut hanya akan memunculkan berbagai macam
kerusakan dan kezaliman juga kesengsaraan. Salah satu contoh dari
kerusakan tersebut adalah permasalahan generasi muda ini.
Allah Ta’ala berfirman: “
Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)”. (TQS. Ar Ruum [30])
Bila kita ingin menelaah lebih jauh, dalam Islam ada 12 lapis solusi
dalam menyelesaikan permasalahan generasi muda yang bobrok ini: (1)
keimanan individu; (2) kewajiban menutup aurat bagi yang sudah balig;
(3) perintah menjaga pandangan; (4) larangan ber-
khalwat; (5) larangan ber-
ikhtilath
(campur-baur bukan mahram); (6) negara memberikan kemudahan dalam
menikah; (7) kebolehan poligami; (8) negara menerapkan sistem ekonomi
Islam yang menjamin kesejahteraan rakyat; (9) negara melarang pornografi
dan mengontrol tayangan/media agar tidak merusak masyarakat; (10)
sistem pendidikan Islam yang membentuk kepribadian Islam; (11) kontrol
masyarakat dengan spirit
amar makruf nahi mungkar; (12) penegakkan sistem sanksi Islam dengan fungsi
jawabir (penebus dosa) dan
jawazir (pencegahan).
Solusi Islam yang terdiri dari 12 lapis tersebut akan menjaga
generasi muda dari berbagai kerusakan dan kebobrokan yang kita lihat
sekarang. Dan 12 lapis solusi tersebut memerlukan penopang untuk
mengamalkan dan menerapkannya secara sempurna, penopang tersebut adalah
negara. Akidah Islam akan melahirkan ideologi Islam dan sistem Islam
yang akan diterapkan oleh negara. Hanya negara yang menerapkan ideologi
dan sistem Islam yang bisa mengamalkan 12 solusi tersebut secara
sempurna.
Dengan demikian, solusi komprehensif bagi permasalahan generasi muda
yang hedon dan bobrok ini adalah dengan penerapan ideologi Islam dan
sistem Islam yang berasal dari akidah Islam yang nantinya akan
mengamalkan penerapan ke-12 lapis solusi di atas. Keterlibatan individu,
masyarakat dan yang paling penting adalah keterlibatan negara, mutlak
diperlukan dalam penerapan hal-hal tersebut agar generasi muda penerus
peradaban dan pemimpin masa depan ini dapat terselamatkan. I
slam rahmatan lil’alamin juga dapat terwujud.
Wallahu a’alam bishawab.